Hadroh

Hadroh masjid merujuk pada salah satu bentuk kegiatan keagamaan yang sering dilakukan di masjid, yang berupa acara musik religi atau dzikir bersama dengan menggunakan alat musik tradisional seperti tambur (sejenis drum kecil) atau rebana. Hadroh ini biasanya dilakukan untuk memuji Allah, mendoakan Nabi Muhammad SAW, atau memperingati acara-acara keagamaan. Di beberapa daerah, hadroh juga dikenal sebagai bentuk seni dakwah yang bertujuan untuk menambah kecintaan umat Islam terhadap Allah dan Rasul-Nya.
1. Pengertian Hadroh
Hadroh berasal dari kata “hadrah”, yang berarti “hadir” atau “kehadiran”. Dalam konteks ini, hadroh dimaknai sebagai bentuk kehadiran spiritual, di mana peserta berusaha menghadirkan rasa kedekatan dengan Allah dan Rasul-Nya melalui dzikir, doa, dan pujian-pujian dalam bentuk seni musik. Hadroh tidak hanya sebatas musik, melainkan juga mengandung unsur doa dan dzikir yang mendalam.
2. Sejarah Hadroh
Hadroh berasal dari tradisi keagamaan yang berkembang di dunia Islam, terutama di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara. Pada awalnya, hadroh merupakan bagian dari kegiatan perayaan atau memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara di Asia Selatan.
3. Alat Musik dalam Hadroh
Alat musik yang digunakan dalam hadroh adalah rebana atau tambur. Alat musik ini biasanya digunakan untuk menghasilkan irama yang mengiringi dzikir atau nyanyian pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Musik hadroh biasanya tidak terlalu keras, sehingga lebih mengarah pada penghayatan spiritual dan ketenangan dalam beribadah.
4. Tujuan Hadroh di Masjid
Tujuan utama dari kegiatan hadroh di masjid adalah untuk memperkuat spiritualitas umat Islam dan memperbanyak dzikir serta doa kepada Allah SWT. Beberapa tujuan utama dari hadroh masjid antara lain:
- Menghidupkan Masjid: Hadroh menjadi salah satu cara untuk memakmurkan masjid dengan kegiatan yang mengandung nilai-nilai keagamaan.
- Meningkatkan Cinta kepada Rasulullah SAW: Dalam hadroh, sering kali terdapat sholawat (pujian) kepada Nabi Muhammad SAW, yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan penghormatan kepada beliau.
- Menguatkan Ikatan Komunitas: Kegiatan hadroh biasanya dilakukan bersama-sama, sehingga dapat mempererat ukhuwah Islamiyah atau ikatan persaudaraan antara jamaah masjid.
- Meningkatkan Kehidupan Spiritual: Melalui nyanyian dan dzikir dalam hadroh, para peserta diharapkan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh ketenangan jiwa.
5. Bentuk Kegiatan Hadroh
Dalam prakteknya, hadroh dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti:
- Pengajian dan Dzikir Bersama: Sering kali hadroh disertai dengan pengajian atau ceramah singkat mengenai ajaran Islam, sehingga peserta bisa lebih memahami makna dari dzikir dan sholawat yang diucapkan.
- Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Hadroh sering kali menjadi bagian dari acara peringatan Maulid Nabi di banyak masjid. Pada acara ini, hadroh menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW.
- Acara Khusus Seperti Tasyakuran dan Doa Bersama: Hadroh juga digunakan pada berbagai acara keagamaan lainnya, seperti doa bersama, tasyakuran, atau peringatan hari-hari besar Islam.
6. Manfaat Hadroh di Masjid
- Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan: Dengan mendengarkan dan mengikuti lantunan dzikir serta sholawat dalam hadroh, jamaah dapat merasakan kedekatan dengan Allah SWT dan Rasul-Nya, yang dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan.
- Membawa Ketenangan Hati: Suasana yang tenang dan khusyuk dalam kegiatan hadroh dapat memberikan ketenangan dalam jiwa dan hati. Hal ini dapat mengurangi stres dan meningkatkan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
- Meningkatkan Rasa Cinta kepada Nabi Muhammad SAW: Melalui hadroh, umat Islam dapat lebih mengenal dan mencintai Nabi Muhammad SAW, yang merupakan contoh teladan dalam kehidupan mereka.
- Memakmurkan Masjid: Hadroh yang diadakan di masjid berfungsi untuk menghidupkan suasana masjid dengan kegiatan yang membawa berkah dan meningkatkan aktivitas ibadah umat.
7. Pandangan Syariat tentang Hadroh
Pada dasarnya, hadroh yang dilaksanakan dengan niat yang baik, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya, dan tidak melanggar syariat Islam, merupakan hal yang dibolehkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa kegiatan hadroh tidak boleh mengarah pada hal-hal yang bersifat bid’ah (perubahan yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi) atau mengandung unsur-unsur yang dapat merusak esensi ibadah, seperti percampuran dengan musik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.